BisnisEkonomi

Ekonomi Dunia Melambat, Tapi Indonesia Tunjukkan Ketahanan di Tengah Ketidakpastian Global

288
×

Ekonomi Dunia Melambat, Tapi Indonesia Tunjukkan Ketahanan di Tengah Ketidakpastian Global

Share this article

BISNISINSPIRE.COM – Ekonomi global menghadapi tekanan signifikan di 2025, dengan proyeksi pertumbuhan yang cenderung melambat akibat ketegangan perdagangan, inflasi, dan risiko geopolitik. Kondisi ini berdampak pada ekonomi Indonesia, namun di tengah guncangan global, perekonomian nasional tetap menunjukkan daya tahan.

Tekanan Global Semakin Berat
Menurut laporan terbaru dari Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi global untuk 2025 diproyeksikan hanya 2,3 persen, turun dari perkiraan sebelumnya, seiring meningkatnya hambatan perdagangan dan ketidakpastian kebijakan global. 
Sementara itu, UNCTAD juga memperingatkan bahwa ekonomi dunia mulai mengarah ke fase resesi karena kombinasi guncangan kebijakan perdagangan, melemahnya permintaan, dan turbulensi keuangan. 
IMF pun merevisi proyeksi global, mengestimasi pertumbuhan ekonomi dunia 2025 hanya 2,8 persen, di tengah eskalasi tarif impor dan respon proteksionisme dari beberapa negara. 

Dampak ke Indonesia
Kondisi global yang “bergelombang” itu turut memberi tekanan pada perekonomian Indonesia. Ekonom mengingatkan bahwa perlambatan global bisa memperlambat ekspor dan investasi. 
Bank Dunia dan UNCTAD dalam proyeksi masing-masing memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 akan berada di kisaran 4,8 persen.  Sementara itu, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan Indonesia dari 5,1 persen menjadi 4,7 persen atas dasar risiko eksternal global yang semakin besar. 
Di satu sisi, Menteri Negara Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menegaskan bahwa ramalan IMF tersebut tidak mesti melemahkan optimisme nasional. Menurutnya, fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat, didukung konsumsi rumah tangga, inflasi terkendali, dan iklim investasi yang tetap menarik. 

Respon Kebijakan Dalam Negeri
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan bahwa Indonesia mampu tumbuh tangguh di tengah gejolak global. Dalam siaran pers, mereka mencatat ekonomi Indonesia di kuartal II tahun ini tumbuh sebesar 5,12 persen (yoy), didukung stabilnya inflasi dan sinergi kebijakan fiskal-moneter. 
Sementara itu, laporan dari IMF menyebut bahwa meski banyak risiko dari luar, Indonesia tetap menjadi “bright spot” ekonomi global. Dalam misi Article IV 2025, IMF menilai bahwa kombinasi kebijakan makroekonomi yang tepat dapat menjaga stabilitas dan ruang kebijakan. 
IMF juga menyoroti kebutuhan Indonesia melakukan reformasi struktural yang lebih berani: deregulasi, integrasi perdagangan internasional, dan penguatan sektor swasta agar produktivitas bisa naik dan pertumbuhan jangka panjang tetap berkelanjutan. 

See also  KAI Palembang Buka Pemesanan Tiket Kereta Jarak Jauh Natal 2025 dan Tahun Baru

Risiko ke Depan dan Peluang
Meski saat ini Indonesia relatif stabil, risiko eksternal tetap menghantui. Ketegangan perdagangan, terutama kebijakan tarif AS, bisa membatasi ekspor manufaktur dan komoditas Indonesia. 
Selain itu, volatilitas pasar keuangan global dan ketidakpastian kebijakan bisa mengganggu arus investasi dan stabilitas nilai tukar. 
Di sisi lain, ada peluang positif. Salah satu pendorong pertumbuhan Indonesia adalah sektor perumahan: reformasi perumahan diyakini bisa menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan investasi. 
Reformasi-struktur yang menitikberatkan pada produktivitas, integrasi global, serta iklim usaha yang kondusif bisa menjadi kunci agar Indonesia tidak hanya bertahan, tetapi tumbuh lebih cepat di masa depan. (DXF)